1.
PEMBENTUKAN BUMI
BERDASARKAN PANDANGAN AGAMA ISLAM
ALAM SEMESTA
- Pengertian
Alam Semesta
Alam adalah segala sesuatu yang ada atau yang dianggap
ada oleh manusia di dunia ini selain Allah beserta Dzat dan sifat-Nya. Alam
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah alam ghoib dan alam
syahadah. Alam syahadah dalam istilah Inggris disebut universe yang artinya
seluruhnya, yang dalam bahasa sehari-hari disebut sebagi alam semesta. Alam
semesta merupakan ciptaan Allah yang diurus dengan kehendak dan perhatian
Allah. Allah menciptakan alam semesta ini dengan susunan yang teratur dalam
aspek biologi, fisika, kimia, dan geologi beserta semua kaidah sains. Definisi
dari alam semesta itu sendiri adalah segala sesuatu yang ada pada diri manusia
dan di luar dirinya yang merupakan suatu kesatuan system yang unik dan
misterius. Alam syahadah atau alam materi sering juga disebut dengan alam fisik
karene alam syahadah merupakan alam yang dapat dicapai oleh indera manusia baik
dengan menggunakan alat atau tidak, berbeda dengan alam ghoib yang tidak dapat
tercapai oleh indera. Alam syahadah dapat dibedakan menjadi alam raya
(makrokosmos) dan alam zarrah (mikrokosmos). Dan dapat pula dibedakan menjadi
alam nabati, hewani, dan insani Al Quran menggambarkan alam semesta laksana
sebuah kitab yang disusun oleh satu wujud yang arif, yang setiap baris dan
katanya merupakan tanda kearifan penulisnya.
- Penciptaan
Alam Semesta
a. Menurut Teori
Big Bang
Alam semesta telah diciptakan sekitar 15 miliar tahun
yang lalu. Tidak seorangpun tahu kenapa, mengapa, dan bagaimana alam semesta
ini terbentuk. Akan tetapi, dari beberapa penelitian yang memakan waktu yang
lama, bermunculanlah berbagai teori penciptaan alam semesta. Pada abad ke 19,
banyak orang mempercayai teori alam semesta yang tetap. Teori ini mengatakan
bahwa alam semesta tidak memiliki permulaan, dengan kata lain alam semesta ini
telah ada sejak dahulu kala dan tidak berubah (statis). Teori ini muncul dari
kalangan materialis yang tidak percaya tentang penciptaan.
Kemudian, pada abad 20 muncul suatu teori baru tentang penciptaan alam semesta,
yaitu teori Big Bang. Teori ini mengatakan bahwa alam semesta memiliki
permulaan. Pada teori ini, dikatakan bahwa alam semesta terbentuk karena sebuah
ledakan besar yang disebut Big Bang. Teori Big Bang merupakan kebalikan dari
teori alam semesta yang tetap. Teori Big bang menyatakan bahwa alam semesta
terbentuk oleh suatu ledakan besar. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa
terdapat permulaan pada alam semesta. Banyak orang yang menganut paham
materialis yang tidak percaya dan menyanggah teori ini.
Akan
tetapi, tidak lama setelah teori ini muncul, banyak bukti -bukti yang ditemukan
membenarkan teori ini seperti ditemukannya sisa-sisa gema radiasi dentuman dari
ledakan tersebut. Sungguh menakjubkan karena sisa-sisa gema dentuman tersebut
masih ada meskipun proses-proses pendinginan dari dentuman besar tersebut telah
berlangsung selama 15 miliar tahun. Sisa-sisa radiasi gema tersebut dapat
ditemukan pada suhu 5 kelvin. Kemudian teori Big Bang pun diterima oleh
berbagai kalangan di seluruh dunia.
b.
Menurut Al Quran
Menurut pandangan Al Quran, penciptaan alam semesta
dapat dilihat pada surat Al Anbiya ayat 30.
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian
kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
Menurut ayat di atas dikatakan bahwa langit dan bumi
dahulunya merupakan satu kesatuan yang padu.
“Kemudian
Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi, “ Datanglah kamu keduanya menuruti perintah-Ku
dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab, “Kami datang dengan
suka hati”
“ Maka
Dia menjadikannya 7 langit dalam 2 masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap
langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang
cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya`” ( Fushshilat
11-12)
Surat ini menerangkan bahwa yang pertama kali Allah
ciptakan sebelum ada bintang-bintang dan galaksi, adalah bumi, kemudian Allah
swt siapkan makanan di bumi bagi subject utama penciptaan alam semesta , yaitu
manusia. Baru setelah itu Allah ciptakan langit dan bintang-bintang dalam enam
masa. Seperti diterangkan dalam Surat Al A’raf ayat 54, alam semesta ini
diciptakan selama 6 masa.
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy.
Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan
(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak
Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
Bumi sebelumnya adalah planet yang mati dan Allah
menghidupkannya dengan menu-runkan air dari langit.
“ Dan
Allah menurunkan dari langit air dan dengan air itu dihidupkannya bumi sesudah
matinya.”. (QS`An Nahl ; 65). Pertanyaannya adalah darimana air ini berasal
? Padahal
waktu itu
belum ada awan yang bisa menghasilkan hujan, belum ada langit yang bisa menahan
uap air. Maka satu-satunya kemungkinan asal air adalah dari Arasynya Allah.
“ Dan
Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu
menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa menghilangkannya.”(
QS Al- Mu’minun ; 18 )
Perhatikan
kalimat “lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi” , ini menerangkan
bahwa air bukanlah pemukim asli bumi tetapi pendatang (alien).
“ ……….Dan
dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup, Maka mengapakah mereka tiada
juga beriman “ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
“ …. Maka
Kami tumbuhkan dengan air itu berjenis-jenis tumbuhan yang bermacam-macam “
( QS Tha Ha ; 53)
“ Dan
Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air … (QS An Nur ; 45).
Ketiga ayat tersebut makin menjelaskan kepada kita
bahwa setelah air diturunkan ke bumi, maka sebelum Allah ciptakan hewan ,
tentunya yang terlebih dahulu Allah cipakan adalah tumbuh-tumbuhan sebagai
cadangan makanan hewan. Kemudian hewan-hewan ada juga yang menjadi cadangan
makanan untuk hewan-hewan predator. Semua jenis hewan, baik burung maupun hewan
darat, ternyata menurut ilmu pengetahuan memang asal-usulnya dari hewan air.
Misteri berikutnya adalah dikatakan dalam Al Qur’an
bahwa langit dan bumi dulunya adalah suatu yang padu. Jadi bukan bumi dan
bintang-bintang yang dulunya sesuatu yang padu.
“ ………bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami
pisahkan antara keduanya……. “ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
Selanjutnya Allah swt katakan menciptakan langit
dari asap (lihat kembali surat Al Fushilat ayat 11). Bumi, sebelum Allah swt
hidupkan dengan menurunkan air dari langit, pada mulanya adalah sebuah bola api
yang sangat panas. Ilmu pengetahuanpun mengakui hal tersebut. Tetapi tanpa
perlu pembuktian, kita tahu bahwa perut bumi masih mengandung lumpur dan lahar
yang sangat panas sampai saat ini. Sebuah benda yang panas, seperti sebatang
besi yang membara misalnya, apabila disiram air akan menyebabkan munculnya asap
dan uap air. Demikian juga dengan bola panas bumi pada waktu air diturunkan
maka dia mengeluarkan asap dan uap air. Apa bedanya asap dengan uap air ? Asap
bersifat adhesive (mengikat) sedangkan uap bersifat kohesip (tidak mengikat).
Asap dari bumi inilah yang kemudian Allah swt ciptakan menjadi langit yang
tujuh lapis. Kemudian dalam tempurung langit yang pertama Allah ciptakan
bintang-bintang. Darimana Allah swt ciptakan bintang-bintang. Wallahu a’lam,
tidak ada penjelasan dalam Al Qur’an. Allah swt Kuasa menciptakan segala
sesuatunya dari yang tiada menjadi ada.
- Karakteristik
Integral Alam Semesta
a. Terbatas,
segala sesuatu yang dapat tertangkap oleh indera, ruang dan waktunya terbatas.
b. Berubah, segala
sesuatu berubah tidak tahan lama, segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh
indera, keadaannya tidak akan berhenti, kalau tidak berkembang, ya rusak.
c. Ditentukan.
d. Bergantung.
e. Relative.
- Tujuan
Penciptaan Alam
Pada hakekatnya segala sesuatu yang tercipta, benda
hidup maupun mati, nyata ataupun tidak, semuanya adalah milik Allah semata yang
pada akhirnya semuanya akan kembali kepada-Nya. Baik secara suka atau terpaksa,
segala alam yang ada itu menjadi tunduk dan patuh pada hukum dan ketetapan
Allah.
Hanya karena sifat kasih dan saying dari Allah maka
manusia yangi ciptakan adalah diberi tugas sebagai kholifah di bumi ini
bertugas untuk megelola, membudayakan, memanfaatkan dan melestarikan alam.
Tugas tersebut diberikan kepada manusia karena Allah menciptakn manusia sebagai
makhluk yang terbaik, seperti yang disebutkan dalam surat At Tiin ayat 4.
Manusia di dalam kehidupannya di dunia dibekali oleh Allah dengan potensi
dasar. Potensi dasar itu dapat nampak dan dilihat dalam jiwa, raga, tubuh, dan
ruh.
Dari potensi dasar manusia yang berupa akal yang bias
melahirkan daya berfikir dan daya nalar, akhirnya manusia dapat menundukkan,
menguasai, dan memanfaatkan alam. Dengan akal itu pula manusia dapat mengamati,
meneliti, menganalisis gejala-gejala alam yang timbul, dan menguasai
rahasia-rahasianya. Sehingga pada puncak penelitian dan penemuannya itu, akan
wujud dan keagungan Allah sebagai penciptanya.
Dengan
demikian, tujuan alam diciptakan adalah bukan untuk dirusak, dicemari, dan
dihancurkan. Akan tetapi adalah untuk difungsikan semaksimal mungkin dalam
kehidupan. Tujuan alam diciptakan juga bukan untuk disembah, dikultuskan,
dan dimintai pertolongan. Akan tetapi adalah untuk dikelola, dibudidayakan, dan
dimanfaatkan dalam kehidupan. Pada akhirnya alam diciptakan hanya sebagai
fasilitas semata bagi manusia untuk mengenal dan lebih mendekatkan diri pada
Allah.
B. MEKANISME ALAM (SUNNATULLAH)
Mekanisme alam atau sunnatullah adalah suatu ketentuan
yang telah ditetapkan Allah demi keteraturan, keserasian, dan keharmonisan alam
jagat raya ini serta kesejahteraan manusia yang hidup di dunia ini. Atau dengan
kata lain, sunnatullah dapat diartikan sebagai hukum-hukum Allah yang berlaku
di alam raya ini atau biasa disebut sebagai hukum alam. Hukum-hukum Allah
diantaranya ada hukum yang berkaitan dengan alam raya dan ada pula hukum yang
berkaitan dengan manusia. Kalau hukum Allah yang berlaku bagi manusia dalam
kehidupan bermasyarakat, disebut sunnatullah, kalau hukum yang berlaku antara
manusia dengan alam disebut dengan takdir.
Ada tiga sifat utama sunnatullah yang diterangkan
dalam Al Qur’an, yaitu
1.Exact (pasti) dalam surat Al Furqan : 2, At Tholaq :
3,
2.Immutable, dalam surat Al Israa : 77, Al An’am :
115,
3.Objective, dalam surat Al Anbiya : 105.
Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah
ciptaan Allah, maka segala sesuatu yang ada di alam ini Allah yang mengatur
semuanya dan Allah juga yang berkehendak untuk menetapkan semua yang ada di
alam semesta ini. Sunnah/ketetapan Allah antara lain sebagai berikut :
- Selalu
ada dua kondisi saling ekstrim (surga-neraka, baik-buruk, benar-salah)
- Segala
sesuatu diciptakan saling berpasangan, saling cocok atupun saling
bertolakan
- Selalu
terjadi pergantian dan perubahan dari suatu kondisi yang saling berbeda
- Perubahan,
penciptaan, maupun penghancuran selalu melewati suatu proses
- Alam
diciptakn dengan keteraturan
- Alam
diciptakan dalam keadaan seimbang
- Alam
diciptakan terus berkembang
- Setiap
terjadi kerusakn di alam manusia, Allah mengutus seseorang untuk memberi
peringatan atau memperbaiki kerusakan tersebut.
Pada intinya, Allah menciptakan alm semesta beserta
isinya dilengkapi dengan hukum-hukum (sunnatullah). Dan jika hukum-hukum
tersebut dilanggar, maka alam akan hancur. Itulah hakikat sunnatullah yang
telah ditentukan oleh Dzat Yang Maha Tinggi sebagai Sang Pencipta, Pengatur dan
tempat kembali seluruh alam.
C.
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM SEMESTA
- Hubungan
Historis
Asal usul manusia dikaitkan dengan keberadaan alam
semesta ini dilandaskan pada adanya persamaan bentuk morfologis dan fisiologis
(dan alas an yang bersifat ideologis). Pada abad ke 19 muncul suatu pemahaman
asal usul manusia yang dikaitkan dengan primata. Penciptaan manusia pada awal
kehidupan dari Ramapithecus-oseopithecus-Australopithecus-Pitecanthropus
Erectus-Neandertal-Homo Sapien yang kini dikenal sebagai manusia modern seperti
sekarang ini. Dari evolusi awal terciptanya manusia yang rumit inilah ada
hubungan historis/sejarah antara manusia dan alam semesta.
Kerumitan yang ada pada persoalan asal usul manusia
hamper sama dengan kerumitan asal usul alam semesta. Apalagi jika dihubungkan
bahwa evolusi manusia dahulu sampai sekarang sesungguhnya menyangkut perubahan
gejala-gejala jagat raya/alam meliputi tingkah laku, unsure, atom, dan elemen.
Dari hal itulah terdapat hubungan historis antara manusia dan alam semesta.
- Hubungan
Fungsional
Proses penciptaan manusia adalah integral dari alam
semesta. Dalam sisitem kosmos, manusia dan alam semesta merupakan satu kesatuan
yang tak terpisahkan. Karena memiliki keunggulan dalam system kesadaran, maka
alam semesta menjadi obyek yang penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan
kemajuan pengetahuan terhadap alam dan teknologi yang diterapkannya, menempatkan
alam semesta dalam posisi sebagai sumber kehidupan yang tidak terbatas bagi
manusia. Maka wajarlah jika semakin dalam pengetahuan semakin teraasa hubungan
antara fungsi manusia dan fungsi alam.
Salah satu teori yang menunjukkan hubungan antara
manusia dengan alam adalah teori anthroposentris yang menyebutkan bahwa manusia
menjadi pusat alam. Maksudnya semua yang ada di alam adalah untuk manusia,
seperti firman Allah dalam Q.S. Al Baqarah ayat 29 yang artinya : “Dan Dialah
Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.”
Menurut pandangan Islam, manusia ditempatkan sebagai
rahmat bagi alam. Seperti disebutkan dalm Q.S. Al Anbiya ayat 107 yang artinya
: ”Dan tiadalah kami mengutus kamu melainkan sebagai rahmat seluruh alam.”
Pada intinya, alam dan manusia saling bergantung, alam
menyediakan segala sesuatu yang manusia butuhkan, dan alam membutuhkan manusia
untuk menjaga kelestariannya. Alam diciptakan oleh Allah sebagai objek untuk
mengembangkan potensi dan pengetahuan yang dimiliki manusia agar mereka bisa
berkembang dan memakmurkan alam, dan mengetahui tanda-tanda kebesaran
penciptanya, yaitu Allah SWT.
D.
KESIMPULAN
1. Alam adalah segala
sesuatu yang ada atau yang dianggap ada oleh manusia di dunia ini selain Allah
beserta Dzat dan sifat-Nya. Alam semesta adalah segala sesuatu yang ada pada
diri manusia dan di luar dirinya yang merupakan suatu kesatuan system yang unik
dan misterius dan dapat dicapai oleh indera manusia yang merupakan ciptaan
Allah yang diurus dengan kehendak dan perhatian Allah.
2. Teori Big bang
menyatakan bahwa alam semesta terbentuk oleh suatu ledakan besar. Pernyataan
ini mengindikasikan bahwa terdapat permulaan pada alam semesta.
3. Al Qur’an menerangkan
bahwa yang pertama kali Allah ciptakan sebelum ada bintang-bintang dan galaksi,
adalah bumi, kemudian Allah swt siapkan makanan di bumi bagi subject utama
penciptaan alam semesta , yaitu manusia. Baru setelah itu Allah ciptakan langit
dan bintang-bintang dalam enam masa. Seperti diterangkan dalam Surat Al A’raf
ayat 54, alam semesta ini diciptakan selama 6 masa.
4. Karakteristik
integral alam ada 5, yaitu terbatas, berubah, tergantung, ditentukan, dan
relative.
5. Tujuan alam
diciptakan adalah bukan untuk dirusak, dicemari, dan dihancurkan. Akan tetapi
adalah untuk difungsikan semaksimal mungkin dalam kehidupan. Tujuan alam
diciptakan juga bukan untuk disembah, dikultuskan, dan dimintai
pertolongan. Akan tetapi adalah untuk dikelola, dibudidayakan, dan dimanfaatkan
dalam kehidupan. Pada akhirnya alam diciptakan hanya sebagai fasilitas semata
bagi manusia untuk mengenal dan lebih mendekatkan diri pada Allah.
6. Mekanisme Alam
(Sunnatullah) adalah ketentuan-ketentuan Allah sebagai hukum yang mengatur alam
semesta ini beserta isinya. Allah menciptakan alm semesta beserta isinya
dilengkapi dengan hukum-hukum (sunnatullah). Dan jika hukum-hukum tersebut
dilanggar, maka alam akan hancur. Itulah hakikat sunnatullah yang telah
ditentukan oleh Dzat Yang Maha Tinggi sebagai Sang Pencipta, Pengatur dan
tempat kembali seluruh alam.
7. Hubungan histories
manusia dan alam semesta adalah terletak pada kerumitan proses permulaan
keduanya ada di dunia ini. Alam dan manusia saling bergantung, alam menyediakan
segala sesuatu yang manusia butuhkan, dan alam membutuhkan manusia untuk
menjaga kelestariannya. Alam diciptakan oleh Allah sebagai objek untuk
mengembangkan potensi dan pengetahuan yang dimiliki manusia agar mereka bisa
berkembang dan memakmurkan alam, dan mengetahui tanda-tanda kebesaran penciptanya,
yaitu Allah SWT.
2.
PEMBENTUKAN BUMI BERDASARKAN ILMU
PENGETAHUAN
1.
Theory Big bang
Berdasarkan Theory Big Bang,
proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada
awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran
yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan
terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram
raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa
yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih
kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu
galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem
tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami
kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat.
Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus
mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada
tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami
perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya
diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam,
sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel
dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca.
2.
Teori Kabut Kant-Laplace
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah
banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad
ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi.
Ingatkah
kamu tentang teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755)
dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace.
Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian
berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk
kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses
perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar
memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang
kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
3.
Teori Planetesimal
Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori
Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini
mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu
ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan
terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari
asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar
dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang
padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi
planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.
Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya
planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat
panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka
terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun
tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.
4.
Teori Pasang Surut Gas
Teori ini dikemukakan leh jeans dan Jeffreys,
yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek,
sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari
itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita
kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan
dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika
sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekati
matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada
tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung
tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar
yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan merentang kea rah
bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan
gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi
benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan
penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di
jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang
berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan
mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat
pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada
planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih
cepat.
Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet
itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar
kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang
pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada
tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom
materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang
berputar mengelilingi planet-planet. peranan yang dipegang matahari dalam
membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar
dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.
5.
Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi
R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang
kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar.
Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat,
maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak
meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan
bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya
Kesimpulan
Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai proses
terbentuknya bumi, yaitu:
1. Bumi berasal dari suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat,
kemudian membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku membentuk
galaksi Bima Sakti, lalu sistem tata surya.Bumi terbentuk dari bagian kecil
ringan yang terlempar ke luar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang
mendingin dan memadat sehingga terbentuklah bumi.
2. Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk,
diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan,
yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.